Bismillah. Ada sebagian orang beranggapan bahwa jubah dan gamis
merupakan pakaian syuhroh (kemasyhuran), sementara Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mengenakan pakaian syuhroh. Mereka
beralasan bahwa jubah dan gamis bukan pakaian kebiasaan di masyarakat
kita sehingga dengan memakainya dikhawatirkan akan timbul riya’ karena
terkesan tampil beda dari masyarakat umum. Berikut adalah tanya jawab
bersama Ust. Dzulqarnain yang telah ditranskrip.
Pertanyaan: Tolong dijelaskan tentang pakaian syuhroh (pakaian
kemasyhuran), apa benar bahwa memakai jubah itu termasuk memakai
pakaian syuhroh? Jika memang pakaian syuhroh, bagaimana dengan masyayikh
yang datang ke Indonesia, karena mereka pada umumnya memakai jubah dan
imamah?
Jawaban:
Yang pertama antum dalam menimbang sesuatu lihatlah dalilnya, jangan
apa yang dilakukan oleh si fulan dan ‘allan, walaupun dia adalah seorang
syaikh, itu bukan dalil mutlak. Yang merupakan dalil adalah al Qur’an
dan hadits Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pakaian syuhroh itu adalah pakaian yang dia pakai sengaja untuk
berbeda dengan orang lain dan tidak ada di masyarakat kita yang
memakainya, itu dianggap syuhroh. Dari kata syuhroh yakni memasyhurkan
dirinya dengan maksud dia ingin tampil lebih, tampil beda dengan yang
lain.
Beda dengan orang yang memakai jubah. Orang pakai jubah itu adalah
pakaian yang islami, dia menampakkan keislamannya, itu yang pertama dari
sisi maksud. Kemudian yang kedua, memakai jubah itu hal yang masyhur
dan dikenal di Indonesia, siapa yang tidak tahu tentang hal itu?
Masyarakat kita walaupun dia hidup di pegunungan, paling tidak di
antara mereka ada yang pernah pergi haji, dan dia melihat
pakaian-pakaian orang-orang Islam. Banyak dari orang-orang islam memakai
seperti itu. Kemudian yang kedua di mass media kita sendiri. Apakah
yang terlihat, yang tercetak, itu menampakkan orang-orang yang berpakain
jubah dan seterusnya yang menyampaikan agama, dan ini adalah hal yang
ma’ruf dikenal. Karena itu mengatakan dia pakaian syuhroh, ini adalah
hal yang keliru.
Ada sebagian orang mungkin maksudnya baik, saya pernah baca sebagian
tulisan dari sebagian ikhwah dengan menyalahkan orang yang memakai jubah
terus, “Harusnya sekarang ini apalagi banyak tuduhan terorisme, kita
pakai baju koko saja”. Ini juga terlalu berlebihan dalam menanggapi,
tapi seorang menggunakan pakaian sesuai dengan kondisi dan keadaannya.
Di tengah masyarakat, misalnya, pakai jubah itu dikenal, tapi
kebanyakan mereka tidak pakai jubah, maka mungkin saya kalau datang ke
masyarakat seperti ini, saya lebih suka pakai baju koko atau pakai
sarung yang mungkin itu akan menyebabkan apa yang saya sampaikan lebih
didengar oleh mereka. Dan ini tentunya dimaklumi di dalam kehidupan.
Anggaplah misalnya kita semua di sini di satu masjid, semua dari kita
pakai sarung pakai baju koko, tiba-tiba ada yang masuk dia pakai jubah
sendirian, tentunya dia akan beda dengan yang lainnya, ada perasaan
tersendiri di dalam hatinya, terjadi perbedaan. Tapi kalau misalnya
orang tersebut juga memakai pakaian seperti yang saya pakai, maka saya
akan gembira.
Saya beri contoh lagi, misalnya di sebuah ruangan, semua orang yang
ada di ruangan tersebut pakai celana panjang pakai gamis segala macam.
Saya masuk saya pakai jubah, begitu saya lihat ada orang yang pakai
jubah seperti saya di ruangan itu, perasaan saya pasti akan gembira, ada
juga yang semisal dengan saya.
Tidak diragukan bahwa keterkaitan dengan pakaian dari sisi perasaan
itu memberikan tuah (dampak, -admin). Karena itulah seseorang yang ingin
menasihati masyarakat, mengajak masyarakat kepada kebaikan, hendaknya
dia dudukkan, dia lihat kondisi dan ditempatkan segala sesuatu pada
tempatnya dan jangan berlebihan. Seperti yang saya sebutkan itu tadi,
“Sebaiknya sekarang kita pakai baju koko saja”. Itu tadi ekstrim kiri.
Ada lagi estrim kanan. Dia katakan, “Orang yang pakai baju koko itu
kesalafi-annya dipertanyakan atau kurang salafi dia kalau pakai baju
koko”. Dari hal-hal yang seperti ini (merupakan) perkara yang keliru dan
tidak dibenarkan. Allohul musta’an.
(Ditranskip oleh Abu Salman)
Untuk mendownload audionya : http://statics.ilmoe.com/kajian/users/ashthy/UD/Dauroh-Cepogo-2010_05_28-30/D-2010_05_29-DTJ13-Apakah-jubah-dan-gamis-termsk-pakaian-kemasyhuran.mp3
http://fadhlihsan.wordpress.com/2012/03/23/gamis-dan-jubah-termasuk-pakaian-kemasyhuran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar