Usaha pemerintah Indonesia untuk memberantas ajaran terorisme nampaknya mulai ada perubahan dalam hal trik dan cara. Setelah selama ini pemerintah menangani kasus terorisme dengan kekerasan, kini ditempuh dengan jalur diskusi dari hati kehati.
Metode pemberantasan terorisme dengan
cara nasehat dan diskusi ini telah terlebih dahulu dilakukan oleh
pemerintah Arab Saudi, bahkan disana ada tim khusus yang beranggotakan
para ulama yang sangat mumpuni dalam keilmuan.
Awal bulan ini, pemerintah Indonesia
melalui Kementrian Agama, Badan Penanggulangan Terorisme, dan Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM mengundang tiga ulama
yaitu Syaikh Ali Hasan Al Halabi asal Yordania, Syaikh Najih Ibrahim dan
Syaikh Hisyam An Najjar asal Mesir. Ketiga ulama ini akan memberikan
pencerahan dan meluruskan pemahaman terorisme yang dianut oleh pala
pelaku teror.
"Kedatangan dua ulama dari Mesir dan
Jordania itu, diharapkan bisa meluruskan kekeliruan penafsiran Islam
yang dipahami narapidana teroris itu. Apalagi, dua ulama dari Mesir itu
adalah mantan tokoh Jemaah Islamiyah yang sudah menghentikan metode
kekerasan dalam doktrinnya," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai, Sabtu (7/12), seperti dikutip Tribun News.
Mereka akan datang ke Lapas
Nusakambangan dan Lapas Cipinang Jakarta untuk menemui dan memberikan
nasihat kepada para narapidana kasus terorisme agar taubat dan kembali
kepada ajaran yang benar. Ketiga ulama itu berada di Indonesia sejak
Sabtu (7/12) kemarin hingga Sabtu pekan depan (14/12).
Rencananya, para ulama itu akan
memberikan nasehat kepada 2 tokoh yang berstatus sebagai narapidana
terorisme yaitu Abu Bakar Ba’asyir dan Aman Abdurrahman.
Tanggapan Para Pembela Aksi Terorisme
Kabar datangnya 3 ulama Timur Tengah itu
membuat geger dan gerah para pembela ajaran terorisme. Berbagai upaya
dan usaha pembentukan opini publik dilakukan untuk memberikan anggapan
seolah-olah apa yang telah dilakukannya adalah benar.
Hujatan dan makian langsung diarahkan
kepada pemerintah Indonesia sebagai pihak yang mengundang, dan
berikutnya adalah kepada ulama yang diundang, terutama Syaikh Ali Hasan
Al Halabi.
Syaikh Ali Hasan Al Halabi dianggap
sebagai seorang ulama yang mematikan dan meredupkan Jihad di Indonesia.
Hal ini terjadi karena selama ini, para pembela ajaran terorisme
menganggap perbuatan pengrusakan, pengeboman fasilitas umum dan
pembunuhan adalah jihad.
Tak ketinggalan, mereka juga menukil
fatwa dari ulama yang tergabung di Lembaga Fatwa Arab Saudi yang pernah
mengeluarkan fatwa tentang menyimpangnya salah satu karya Syaikh Ali
Hasan Al Halabi. Tentu ini adalah upaya pembentukan opini agar
seolah-olah Syaikh Ali Hasan Al Halabi adalah orang yang sesat, padahal,
jika jujur, para pembela ajaran terorisme ini sangat keras sekali
permusuhannya kepada para ulama yang duduk dalam lembaga fatwa Arab
Saudi.
Pembahasan tentang fatwa kepada Syaikh
Ali Hasan Al Halabi bukan disini tempatnya, yang jelas sikap baik para
ulama besar Arab Saudi kepada Syaikh Ali Hasan Al Halabi menunjukkan
bahwa mereka saling memuji dan menghormati. Hal itu dibuktikan ketika
Syaikh Ali Hasan Al Halabi mengisi daurah di Trawas Mojokerto pada bulan
Juni lalu, langsung didatangi oleh Syaikh Sa’ad Asy Syatsri (anggota
ulama besar Arab Saudi), yang saat itu berada di Indonesia, keduanya
kemudian duduk berdampingan dan menyampaikan ceramah dihadapan peserta
daurah.
Kenapa pemerintah Indonesia mengundang
Syaikh ali Hasan Al Halabi?, jawabannya adalah karena beliau termasuk
ulama yang memiliki banyak karya dalam menjelaskan kekeliruan ajaran
terorisme, selain itu beliau juga termasuk murid senior ulama besar ahli
hadits abad ini, Syaikh Muhamamd Nashiruddin Al Albani. Sedangkan
Syaikh Najih Ibrahim dan Syaikh Hisyam An Najjar adalah ulama mantan
petinggi Jamaah Islamiyah di Mesir.
Harapannya, semoga kedatangan para ulama ini membuahkan hasil yang maksimal. aamiin. (Budi Marta Saudin)Sumber: http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1710-ketika-syaikh-ali-hasan-al-halabi-memenuhi-undangan-resmi-pemerintah-indonesia, 9 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar