Syeikh Ibnu Jibrin rahimahullah mendapatkan pertanyaan sebagai
berikut, “Apa pendapat Anda tentang teks bacaan yang ada dalam buku
pelajaran ta’bir yang biasanya berupa cerita rekaan yang tidak pernah
terjadi secara real di alam nyata?”
الاجابـــة
إذا عرف الحاضرون أنها قصص خيالية ابتكرها الكاتب، أو القاص لشحذ أذهان الطلاب واجتذاب أفهامهم وضرب الأمثلة لهم فلا بأس بها
Jawaban Syeikh Ibnu Jibrin, “Jika para hadirin (baca:murid) yang ada
di kelas seluruhnya paham bahwa kisah tersebut semata-mata cerita fiksi
yang dibuat oleh penulis atau guru yang mengisahkan cerita tersebut
dengan tujuan menarik konsentrasi dan perhatian para murid atau sebagai
permisalan maka hukumnya adalah tidak mengapa.
فقد أقر العلماء القصص المؤلفة كما في مقامات بديع الزمان الهمذاني
ومقامات الحريري ونحوها مع أنه يُفضل أن يبحث عن قصص واقعية يصوغها بعبارته
ويظهر ما فيها من المعاني والفوائد. والله أعلم.
Alasannya adalah karena para ulama (terdahulu) membolehkan
kisah-kisah fiktif yang ada dalam buku Maqamat karya Badiuz Zaman al
Hamdzani dan al Maqamat karya al Hariri dan buku-buku sejenis.
Akan tetapi yang lebih baik adalah mencari kisah-kisah
nyata yang disampaikan dengan bahasa sendiri lalu guru menyampaikan
pesan dan pelajaran yang terkandung di balik kisah tersebut”.
Sumber: http://ibn-jebreen.com/ftawa.php?view=vmasal&subid=8493&parent=4160
Artikel www.ustadzaris.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar